Mikropropagasi Tangkai Daun Iles-Iles (Amorphophallus muelleri Blume) Secara In Vitro dengan Penambahan ZPT BAP dan NAA
DOI:
10.25047/agriprima.v1i2.45Issue:
Vol. 1 No. 2 (2017): SEPTEMBERKeywords:
Amorphophallus muelleri Blume, BAP, Mikropropagasi, NAA, Zat pengatur tumbuhArticles
Downloads
How to Cite
Downloads
Metrics
Abstract
Iles-iles (Amorphophallus muelleri Blume) merupakan jenis tanaman umbi-umbian dari suku Araceaea yang bermanfaat untuk menjadi bahan diversifikasi pangan. Perbanyakan iles-iles membutuhkan waktu lama sehingga dibutuhkan alternatif perbanyakan dengan kultur jaringan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui konsentrasi ZPT BAP dan NAA yang tepat untuk perbanyakan tangkai daun iles-iles. Penelitian dilaksanakan selama 7 bulan sejak bulan Agustus 2016 sampai bulan Februari 2017. Penelitian ini dilaksanakan di Lab. Kuljar Politeknik Negeri Jember. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap faktorial dengan 2 faktor, 9 kombinasi perlakuan, dan 6 ulangan. Faktor pertama yakni ZPT BAP terdiri dari 3 taraf yaitu 1; 2; dan 3 mg/l. Faktor kedua yakni ZPT NAA terdiri dari 3 taraf yaitu 0,1; 0,2; dan 0,3 mg/l. Data dianalisa dengan menggunakan Analysis of Variance lalu diuji lanjut menggunakan BNT taraf 5% dan 1%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan 1 mg/l dan 2 mg/l BAP berpengaruh terhadap parameter kedinian terbentuknya kalus, kuantitas kalus dan kedinian terbentuknya akar. Perlakuan 0,1 mg/l NAA berpengaruh terhadap parameter tinggi tunas umur 63 HST. Interaksi 1 mg/l BAP dan 0,1 mg/l NAA berpengaruh terhadap parameter jumlah tunas umur 63 HST dan tinggi tunas umur 63 HST. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa penggunaan ZPT BAP dan NAA yang berbeda mampu memberikan pengaruh terhadap mikropropagasi tangkai daun iles-iles terutama pada pembentukan tunas.
References
Altman, A., & Loberant, B. (1997). Micropropagation. In Agricultural Biotechnology (pp. 19–42). https://doi.org/10.1201/9781420049275.pt1
Andarwulan, N., Fardiaz, D., Wattimena, G. A., & Shetty, K. (1999). Antioxidant Activity Associated with Lipid and Phenolic Mobilization during Seed Germination of Pangium edule Reinw. Journal of Agricultural and Food Chemistry, 47(8), 3158–3163. https://doi.org/10.1021/jf98128 7a
Andaryani, S. (2010). Kajian Penggunaan Berbagai Konsentrasi BAP dan 2,4-D Terhadap Induksi Kalus Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) Secara In Vitro. Universitas Sebelas Maret.
Armini, N. M., Wattimena, G. A., & Gunawan, L. W. (1992). Perbanyakan tanaman. Bioteknologi Tanaman, 1, 12–48.
George, E. F., Sherrington, P. D., & others. (2007). Plant Propagation by Tissue Culture. (E. F. George, M. A. Hall, & G.-J. De Klerk, Eds.). Dordrecht: Springer Netherlands. https://doi.org/10.1007/978-1-4020-5005-3
Hakan, T. (2004). Callus Induction and Growth in Transgenic Potato Genotypes. African Journal of Biotechnology, 3(8), 375–378. https://doi.org/10.5897/AJB2004.000-2072
Hetterscheid, W. L. A., & Ittenbach, S. (1996). Everything You Always Wanted To Know About Amorphophallus, But Were Afraid To Stick Your Nose Into. Aroideana, 19, 7–131.
Ikeuchi, M., Sugimoto, K., & Iwase, A. (2013). Plant Callus: Mechanisms of Induction and Repression. The Plant Cell, 25(9), 3159–3173. https://doi.org/10.1105/tpc.113.116053
Imelda, M., Wulandari, A., & Poerba, Y. S. (2008). Shoot Regeneration From Leaf Petioles of Iles-Iles (Amorphophallus muelleri Blume). Biodiversitas, Journal of Biological Diversity, 9(3), 173–176. https://doi.org/10.13057/biodiv/d090304
Imelda, M., Wulansari, A., & Poerba, Y. S. (2007). Mikropropagasi Tanaman Iles-Iles (Amorphophallus muelleri Blume). Berita Biologi, 8(4), 271–277.
Indah, P. N., & Ermavitalini, D. (2013). Induksi Kalus Daun Nyamplung (Calophyllum inophyllum Linn.) pada Beberapa Kombinasi Konsentrasi 6-Benzylaminopurine (BAP) dan 2,4-Dichlorophenoxyacetic Acid (2,4-D). Jurnal Sains Dan Seni ITS, 2(1), E1--E6.
Karjadi, A. K. (2016). Kultur Jaringan dan Mikropropagasi Tanaman Kentang ( Solanum tuberosum L ). Balai Penelitian Tanaman Sayuran, 008, 1–10.
Karjadi, A. K., & Buchory, A. (2008). Pengaruh Auksin dan Sitokinin terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Jaringan Meristem Kentang Kultivar Granola. Jurnal Hortikultura, 18(4), 1–30.
Nisa, C., & Rodinah. (2005). Kultur Jaringan Beberapa Kultivar Buah Pisang (Musa paradisiaca L.) dengan Pemberian Campuran NAA dan Kinetin. Bioscience, 2(2), 23–36.
Pierik, R. L. M. (1988). In Vitro Culture of Higher Plants as A Tool in The Propagation of Horticultural Crops. Acta Horticulturae, (226), 25–40. https://doi.org/10.17660/ActaHortic.1988.226.1
Rahayu, B., Solichatun, & Anggarwulan, E. (2003). Pengaruh Asam 2,4-Diklorofenoksiasetat (2,4-D) terhadap Pembentukan dan Pertumbuhan Kalus serta Kandungan Flavonoid Kultur Kalus Acalypha indica L. Biofarmasi, 1(1), 1–6.
Author Biographies
Fitri Aries Prayana, State Polytechnic of Jember
FNU Djenal, State Polytechnic of Jember
Rudi Wardana, State Polytechnic of Jember
License
Copyright (c) 2017 Fitri Aries Prayana, Djenal, Rudi Wardana
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
You are free to:
- Share — copy and redistribute the material in any medium or format.
- Adapt — remix, transform, and build upon the material for any purpose, even commercially.
Under the following terms:
- Attribution — You must give appropriate credit, provide a link to the license, and indicate if changes were made. You may do so in any reasonable manner, but not in any way that suggests the licensor endorses you or your use.
- ShareAlike — If you remix, transform, or build upon the material, you must distribute your contributions under the same license as the original.
- No additional restrictions — You may not apply legal terms or technological measures that legally restrict others from doing anything the license permits.