Aplikasi Trichoderma sp. dan Lama Penyimpanan Terhadap Dormansi Benih Oyong (Luffa acutangula (L.) Roxb.)

Authors

Dwi Rahmawati , Reni Wijayanti

DOI:

10.25047/agriprima.v2i2.98

Published:

Sep 30, 2018

Issue:

Vol. 2 No. 2 (2018): SEPTEMBER

Keywords:

Benih, Dormansi, Oyong (Luffa acutangula (L.) Roxb.), Penyimpanan, Tichoderma sp

Articles

How to Cite

Rahmawati, D., & Wijayanti, R. (2018). Aplikasi Trichoderma sp. dan Lama Penyimpanan Terhadap Dormansi Benih Oyong (Luffa acutangula (L.) Roxb.). Agriprima : Journal of Applied Agricultural Sciences, 2(2), 154–162. https://doi.org/10.25047/agriprima.v2i2.98

Downloads

Download data is not yet available.

Metrics

Metrics Loading ...

Abstract

Benih Oyong (Luffa acutangula (L.) Roxb.) memiliki dormansi fisik, serta berkulit keras dan tebal. Salah satu upaya untuk mematahkan dormansi fisik adalah menggunakan mikroorganisme Trichoderma sp dan penyimpanan. Penelitian dilakukan selama 3 bulan, pada bulan Agustus hingga November 2017, bertempat di Laboratorium PT. Benih Citra Asia, Jl. Akmaludin No. 26 Jember Jawa Timur 64117. Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial dengan 2 faktor yang diulang sebanyak 3 kali. Faktor pertama yaitu lama perendaman yang terdiri dari 4 taraf, Tanpa Perendaman, direndam dengan larutan spora Trichoderma sp. selama 1 Hari, 2 Hari, dan 3 Hari. Faktor kedua adalah lama penyimpanan yang terdiri dari 2 taraf, yaitu disimpan selama 0 Minggu, dan 2 Minggu. Penelitian lama perendaman Trichoderma  sp. memberikan hasil pengaruh nyata pada parameter Indeks Dormansi (ID) dan pengaruh sangat nyata pada parameter Kecepatan Tumbuh. Perlakuan perendaman selama 2 hari memberikan hasil. Sedangkan pengaruh penyimpanan (S) memberikan pengaruh berbeda sangat nyata pada parameter kecepatan tumbuh. Perlakuan penyimpanan setelah aplikasi memberikan hasil meningkatkan nilai KcT sampai 17,58%/etmal. Interaksi antara perlakuan Lama Perendaman Tichoderma sp dan penyimpanan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata pada parameter kecepatan tumbuh dan pada parameter Indeks Dormansi serta benih abnormal. Benih Oyong yang yang direndam menggunakan larutan Trichoderma sp. selama 2 hari tanpa disimpan memiliki Kecepatan Tumbuh diatas 17%/ etmal, yaitu 17,65%/ etmal, dengan Indeks Dormansi paling rendah yaitu 13,33%.

References

Agustina, E. 2011. Study Awal Produksi Enzim Selulase oleh Trichoderma Sp Strain T004 dan T051 Menggunakan Substrat Pelepah Sawit. Universitas Indonesia.

Astari, R.P., R. Rosmayati, and E. Sartini. 2014. Pengaruh Pematahan Dormansi Secara Fisik dan Kimia terhadap Kemampuan Berkecambah Benih Mucuna (Mucuna bracteata DC). Jurnal Agroekoteknologi Universitas Sumatera Utara, 2(2).

Delgado-Sánchez, P., M.A. Ortega-Amaro, A.A. Rodr’iguez-Hernández, J.F. Jiménez-Bremont, and J. Flores. 2010. Further Evidence from the Effect of Fungi on Breaking Opuntia Seed Dormancy. Plant Signaling & Behavior, 5(10). pp.1229–1230.

Dong, L.-F., X.-Y. Mang, and H.-G. Mang. 1987. Breaking Seed Dormancy of Pinus Bungeana Zucc. with Trichoderma-4030 Inoculations. New Forests, 1(3). pp.245–249.

Hadi, P.K., E. Widajati, and S. Salma. 2017. Aplikasi Enzim Ligninase dan Selulase untuk Meningkatkan Perkecambahan Benih Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Pusat Penelitian Kelapa Sawit, Pematang Siantar, Sumatera Utara. Buletin Agrohorti, 5(1). pp.69–76.

Herlinda, S., M.D. Utama, and Y. Pujiastuti. 2012. Kerapatan Dan Viabilitas Spora Beauveria Bassiana (Bals.) Akibat Subkultur Dan Pengayaan Media, Serta Virulensinya Terhadap Larva Plutella Xylostella (Linn.). Jurnal Hama Dan Penyakit Tumbuhan Tropika, 6(2). pp.70–78.

Lynd, L.R., P.J. Weimer, W.H. Van Zyl, and I.S. Pretorius. 2002. Microbial Cellulose Utilization: Fundamentals and Biotechnology. Microbiology and Molecular Biology Reviewsolecular Biology Reviews, 66(3). pp.506–577.

Mugnisjah, W.Q. and A. Setiawan. 1995. Produksi Benih. Jakarta: Bumi Aksara.

Muljowati, J.S. and P. Purnomowati. 2010. Pengaruh Kombinasi Jenis Bahan Pembawa dan Lama Masa Simpan yang Berbeda terhadap Produksi Pelet Biofungisida Trichoderma harzianum. Majalah Ilmiah Biologi BIOSFERA: A Scientific Journal, 27(1). pp.22–29.

Murniati, E. 1995. Studi Beberapa Faktor Penyebab Dormansi dan Peranan Mikroorganisme dalam Mempengaruhi Proses Pematahan Dormansi Benih Kemiri (Aleurites molucana WILLD.). IPB (Bogor Agricultural University).

Pramono, A.A. 2016. Pemecahan Dormansi pada Benih - Benih Berkulit Keras [Online]. Available at: http://www.seedtechs.net/2016/01/v-behaviorurldefaultvmlo_17.html.

Rozen, N. and C. Sutoyo. 2012. Pematahan Dormansi Benih Aren (Arenga pinnata) dengan Pelumuran Kulit Benih pada Suspensi Trichoderma. Jurnal Jerami, 4(3). pp.162–168.

Sadjad, S. 1993. Dari Benih Kepada Benih. Jakarta: Grasindo.

Sadjad, S., E. Murniati, and S. Ilyas. 1999. Parameter Pengujian Vigor Benih dari Komparatif ke Simulatif. Jakarta: Grasindo.

Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih Buku. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Zali, M. and J. Purdiyanto. 2011. Penentuan Suhu Optimum Pertumbuhan Jamur Trichoderma SP pada Proses Fermentasi Bokashiplus. Maduranch: Jurnal Ilmu Peternakan, 8(8). pp.16–22.

Author Biographies

Dwi Rahmawati, Politeknik Negeri Jember

Reni Wijayanti, Politeknik Negeri Jember

License

Copyright (c) 2018 Dwi Rahmawati, Reni Wijayanti

Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

You are free to:

  • Share — copy and redistribute the material in any medium or format.
  • Adapt — remix, transform, and build upon the material for any purpose, even commercially.

Under the following terms:

  • Attribution — You must give appropriate credit, provide a link to the license, and indicate if changes were made. You may do so in any reasonable manner, but not in any way that suggests the licensor endorses you or your use.
  • ShareAlike — If you remix, transform, or build upon the material, you must distribute your contributions under the same license as the original.
  • No additional restrictions — You may not apply legal terms or technological measures that legally restrict others from doing anything the license permits.

Similar Articles

1 2 3 4 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.

Most read articles by the same author(s)