Uji Ketahanan Tujuh Genotipe Kedelai (Glicine max (L.) Merril) Terhadap Serangan Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Metode IWGSR

Authors

Buyung Putra Adi Listanto , Sri Rahayu , Nurul Sjamsijah

DOI:

10.25047/agriprima.v1i1.23

Issue:

Vol. 1 No. 1 (2017): MARCH

Keywords:

Metode IWSG, Karat Daun Kedelai, Uji Ketahanan
Received: Mar 02, 2017
Accepted: Mar 13, 2017
Published: Mar 27, 2017

Articles

How to Cite

Listanto, B. P. A., Rahayu, S., & Sjamsijah, N. (2017). Uji Ketahanan Tujuh Genotipe Kedelai (Glicine max (L.) Merril) Terhadap Serangan Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Metode IWGSR. Agriprima : Journal of Applied Agricultural Sciences, 1(1), 12–20. https://doi.org/10.25047/agriprima.v1i1.23

Downloads

Download data is not yet available.

Metrics

Metrics Loading ...

Abstract

Salah satu faktor yang menyebabkan penurunan produksi kedelai adalah serangan penyakit karat daun yang disebabkan oleh jamur Phakopsora pachyrhizi. Untuk mendapatkan varietas unggul baru yang tahan terhadap serangan penyakit karat daun dapat dilakukan melalui kegiatan pemuliaan tanaman dan penujian tingkat ketahanannya menggunakan uji ketahanan metode IWGSR (International Working of Soybean Rush). Penelitian ini dilakukan di Desa Banjarsengon, Patrang, Jember. Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Non Faktorial dengan 13 genotipe yang terdiri dari 4 tetua, meliputi: (1) Rajabasa, (2) Dering, (3) Polije-2 dan (4) Polije-3, 7 hasil persilangan RD, P2R, P2D, P2P3, P3R, P3D, P3P2 serta 2 varietas pembanding (1) Malabar, (2) Ringgit. Parameter pengamatan terdiri dari penghitungan   nilai   IWGSR, umur   berbunga, jumlah   polong, berat biji pertanaman, dan berat 100 biji. Kemudian data dianalisis menggunakan uji F (ANOVA) dilanjutkan dengan uji lanjut DMRT taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa genotipe P2D, P2P3, P3D, P3R dan P3P2 memiliki daya tahan terhadap serangan karat daun dengan notasi R (Resistance) dan memiliki masa berbunga cepat yaitu: 31,6 hari, 31, 8 hari, 32,2 hari, 31, 9 hari dan 32,4 hari. Hasil pertanaman ketiga genotipe tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan genotipe hasil persilangan yang lain dan empat tetua yaitu Rajabasa, Dering, Polije-2 dan Polije 3 dengan nilai P2D (16,6 gr), P2P3 (16,5 gr) serta P3D (16,9 gr). Berdasarkan penghitungan hasil per hektar genotipe P2D, P2P3, P3D, P3R dan P3P2 memiliki nilai tinggi yakni 2,76, 2,78, 2,67, 2,62 dan 2,70 ton.

References

Adisarwanto, I. T. (2014). Kedelai Tropika Produktivitas 3 Ton/ha. Penebar Swadaya.

Aisyah, S. (2015). Pencandraan Sifat Agronomi Delapan Genotipe Kedelai Tahan dan Agak Tahan Patogen Karat Daun (Skripsi). Universitas Jember.

Anwar, M. R., Liu, D. L., Farquharson, R., Macadam, I., Abadi, A., Finlayson, J., … Ramilan, T. (2015). Climate Change Impacts on Phenology and Yields of Five Broadacre Crops at Four Climatologically Distinct Locations in Australia. Agricultural Systems, 132, 133–144. https://doi.org/10.1016/j.agsy.2014.09.010

Bety, Y. A. (1999). Screening on Soybean Resistance to Rust Disease. Buletin Plasma Nutfah, 5(1), 33–37.

Hartman, G., Sinclair, J., & Rupe, J. (1999). Compendium of Soybean Diseases (4th ed.). Minnesota: APS Press.

Koentjoro, B. S., Sitanggang, I. S., & Makarim, A. K. (2016). Model Simulasi dan Visualisasi Prediksi Potensi Hasil dan Produksi Kedelai di Jawa Timur. Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan, 34(3), 195. https://doi.org/10.21082/jpptp.v34n3.2015.p195-201

Marliah, A., Hidayat, T., & Husna, N. (2012). Pengaruh varietas dan jarak tanam terhadap pertumbuhan kedelai [Glycine Max (L.) Merrill]. Jurnal Agrista, 16(1), 22–28.

Musa, M. S. (1978). Ciri kestatistikaan beberapa sifat agronomi suatu bahan kegenetikaan kedelai (Glycine max (L.) Merr.) (Thesis). Institute Pertanian Bogor.

Sahetapy, M. M., Jantje, P., & Wenny, T. (2017). Analisis Pengaruh Beberapa Dosis Pupuk Bokashi Kotoran Ayam terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tiga Varietas Tomat (Lycopersicum Esculentum Miil.) di Desa Airmadidi. AGRI-SOSIOEKONOMI, 13 (2A), 71–82.

Santosa, B. (2003). Penyaringan Galur Kedelai Terhadap Penyakit Karat Daun Isolat Arjasari di Rumah Kaca. Buletin Plasma Nutfah, 9(1).

Semangun, H. (1991). Penyakit-penyakit tanaman pangan di Indonesia. Gadjah Mada University Press.

Soegito, & Arifin. (2004). Pemurnian dan Perbanyakan Benih Penjenis Kedelai. Malang: Badan Penelitian Tanaman Pangan.

Sudjana, M. A. (1994). Desain dan Analisis Eksperimen. Bandung: Tarsito.

Sumarno, Arsyad, D. M., & Manwan, I. (1990). Teknologi Usahatani Kedelai. In Lokakarya Pengembangan Kedelai. Malang: Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan.

Yang, C. Y. (1977). The IWGSR Rust Rating System. Soybean Rust Newsletter, 1(1), 4–6.

Author Biographies

Buyung Putra Adi Listanto, Politeknik Negeri Jember

Sri Rahayu, Politeknik Negeri Jember

Nurul Sjamsijah, Politeknik Negeri Jember

License

Copyright (c) 2017 Buyung Putra Adi Listanto, Sri Rahayu, Nurul Sjamsijah

Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

You are free to:

  • Share — copy and redistribute the material in any medium or format.
  • Adapt — remix, transform, and build upon the material for any purpose, even commercially.

Under the following terms:

  • Attribution — You must give appropriate credit, provide a link to the license, and indicate if changes were made. You may do so in any reasonable manner, but not in any way that suggests the licensor endorses you or your use.
  • ShareAlike — If you remix, transform, or build upon the material, you must distribute your contributions under the same license as the original.
  • No additional restrictions — You may not apply legal terms or technological measures that legally restrict others from doing anything the license permits.

Similar Articles

<< < 5 6 7 8 9 10 11 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.

Most read articles by the same author(s)