Uji Tujuh Genotipe Kedelai Generasi F7 Terhadap Ketahanan Serangan Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Dengan Metode IWGSR

Authors

Rona Utama , Nurul Sjamsijah

DOI:

10.25047/agriprima.v3i1.100

Published:

Mar 30, 2019

Issue:

Vol. 3 No. 1 (2019): MARCH

Keywords:

Genotipe Unggul, Metode IWGSR, Karat Daun

Articles

How to Cite

Utama, R., & Sjamsijah, N. (2019). Uji Tujuh Genotipe Kedelai Generasi F7 Terhadap Ketahanan Serangan Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Dengan Metode IWGSR. Agriprima : Journal of Applied Agricultural Sciences, 3(1), 54–61. https://doi.org/10.25047/agriprima.v3i1.100

Downloads

Download data is not yet available.

Metrics

Metrics Loading ...

Abstract

Serangan karat daun yang disebabkan jamur Phakopsora pachyrhizi merupakan salah satu faktor yang menyebabkan penurunan produksi kedelai hingga 30 – 60%. Permasalahan ini menuntut pemuliaan untuk merakit varietas unggul baru yang tahan terhadap serangan karat daun. Penelitian ini dilakukan di lahan riset Politeknik Negeri Jember dari bulan Juni – Agustus 2017 menggunakan rancangan acak kelompok non faktorial dengan 3 kali ulangan menggunakan 14 genotipe yang terseleksi dari generasi F2 sampai F6. Keempatbelas genotipe tersebut yaitu 7 genotipe hasil persilangan; P3P2, P2P3, RD, P2D, P3R, P2R, P3D, 4 genotipe tetua; Dering, Rajabasa, Polije-2 dan Polije-3, dan 3 varietas pembanding yaitu Wilis, Malabar dan Ringgit. Parameter yang diuji nilai IWGSR (Internasional Working Group Of Soybean Rust), dan 3 komponen hasil (umur panen, berat 100 biji dan hasil pertanaman). Hasil test menunjukan genotipe P3P2, P2P3, P2R, P3R, P2D, RD, dan P3D memiliki kekebalan serangan karat daun dengan notasi R (Resistance), genotipe P2P3 memiliki umur panen yang genjah yaitu 68,53 HST, dan berat 100 biji pada genotipe RD memiliki hasil yang paling besar yaitu (14,542 g) dan genotipe P3D memiliki hasil (21,24 g) biji pertanaman.

References

Adisarwanto, T. 2008. Budidaya Kedelai Tropika. Jakarta: Penebar Swadaya.

Aisyah, S. 2014. Pecandraan Sifat Agronomi Delapan Genotipe Kedelai Tahan dan Agak Tahan Patogen Karat Daun. Universitas Negeri Jember.

Arifiana, N.B. and N. Sjamsijah. 2017. Respon Seleksi Tanaman F3 pada Beberapa Genotipe Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merrill). Agriprima, Journal of Applied Agricultural Sciences, 1(1). pp.50–58.

Arifin, Z. 2011. Deskripsi Sifat Agronomik Berdasarkan Seleksi Genotipe Tanaman Kedelai dengan Metode Multivariat. Agriprima, Journal of Applied Agricultural Sciences, 3(5).

Barus, A. 2007. Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. Merril). Universitas Sumatera Utara.

Geofisika, B.M.K. 2017. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, 2017 [Online]. Available at: https://id.climate-data.org./search/?q=jember [Accessed: 29 July 2017].

Haryati, Y. and D. Rahadian. 2012. Penampilan Galur Harapan Kedelai Toleran Kekeringan Di Kabupaten Garut Jawa Barat. Agrin, 16(1).

Indiati, S.W. 2004. Penyaringan dan Mekanisme Ketahanan Kacang Hijau MLG-716 Terhadap Hama Thrips. Jurnal Litbang Pertanian, 23(3). p.101.

Istiqomah, N. and A. Krismawati. 2015. Hasil Varietas Unggul Kedelai Mendukung Peningkatan Produksi Kedelai di Jawa Timur. In Proceedings: Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Kacang dan Umbi, 2015. Malang: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian, pp.163–168.

Jumin, H.B. 2005. Dasar-Dasar Agronomi. Edisi Revisi. Divisi Buku Perguruan Tinggi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Karamoy, L.T. 2009. Hubungan Iklim dengan Pertumbuhan Kedelai (Glycine max L Merrill). Soil Environment, 7(1). pp.65–68.

Noorhadi, S. 2003. Kajian Pemberian Air dan Mulsa Terhadap Iklim Mikro pada Tanaman Cabai di Tanah Entisol. Jurnal Ilmu Tanah Dan Lingkungan, 4(2003).

Rumbiak, B.V. 2011. Intensitas Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi Syd) pada Tanman Kedelai (Glycine max (L) Merril) Di Kampung Sanggaria Distrik Arso Kabupaten Keerom. Universitas Negeri Papua.

Sudjana, N. 2001. Desain Analisis Eksperimen.

Sumardin. 2014. Pertumbuhan dan Hasil Beberapa Varietas Kedelai (Glicine max L.)Terhadap Jenis Pupuk Pelengkap Cair. Universitas Taman siswa.

Sumartini, S. 2016. Penyakit Karat pada Kedelai dan Cara Pengendaliannya yang Ramah Lingkungan. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pertanian, 29(3). pp.107–112.

Sunarto dan Soesanto, L. 2004. Hasil Dan Ketahanan Terhadap Penyakit Karat Delapan Genotipe Kedelai. Universitas Jendral Soederman Purwokerto.

Widyawati, W. 2008. Kajian Perkembangan Varietas Unggul dan Perbenihan Kedelai (Glycine max (L.) Merrill.). Institut Pertanian Bogor.

Yang, C.Y. 1977."The IWGSR Rust Rating System". In: Soybean Rust Newsletter, 1977. pp.4–6

Author Biographies

Rona Utama, Politeknik Negeri Jember

Nurul Sjamsijah, Politeknik Negeri Jember

License

Copyright (c) 2019 Rona Utama, Nurul Sjamsijah

Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

You are free to:

  • Share — copy and redistribute the material in any medium or format.
  • Adapt — remix, transform, and build upon the material for any purpose, even commercially.

Under the following terms:

  • Attribution — You must give appropriate credit, provide a link to the license, and indicate if changes were made. You may do so in any reasonable manner, but not in any way that suggests the licensor endorses you or your use.
  • ShareAlike — If you remix, transform, or build upon the material, you must distribute your contributions under the same license as the original.
  • No additional restrictions — You may not apply legal terms or technological measures that legally restrict others from doing anything the license permits.

Similar Articles

1 2 3 4 5 6 7 8 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.

Most read articles by the same author(s)