Pengaruh Biopestisida Fobio dan Agens Hayati Trichoderma sp., terhadap Penyakit Layu Fusarium pada Bawang Merah

Authors

DOI:

10.25047/agriprima.v7i1.522

Issue:

Vol. 7 No. 1 (2023): MARCH

Keywords:

Bawang merah, Biopestisida Fobia, Layu Fusarium, Trichoderma sp
Received: Feb 23, 2023
Accepted: Mar 24, 2023
Published: Mar 31, 2023

Articles

How to Cite

Farisa, Megasari, D., & Wiyatiningsih, S. (2023). Pengaruh Biopestisida Fobio dan Agens Hayati Trichoderma sp., terhadap Penyakit Layu Fusarium pada Bawang Merah. Agriprima : Journal of Applied Agricultural Sciences, 7(1), 50–57. https://doi.org/10.25047/agriprima.v7i1.522

Downloads

Download data is not yet available.

Metrics

Metrics Loading ...

Abstract

Pengendalian penyakit tanaman bawang merah hingga saat ini masih mengandalkan fungisida kimia yang dapat mencemari lingkungan, sehingga perlu dilakukan pengendalian secara hayati dan ramah lingkungan. Alternatif yang dapat diterapkan adalah menggunakan Biopestisida Fobio dan agens hayati Trichoderma sp. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui respon aplikasi Biopestisida Fobio dan agens hayati Trichoderma sp. terhadap penyakit layu fusarium pada bawang merah. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus-Oktober 2022 di Kecamatan Kedopok, Kota Probolinggo. Penelitian menggunakan Rancangan Petak Terbagi dengan dua faktor, yaitu konsentrasi Biopestisida Fobio terdiri dari 3 taraf yaitu petak utama adalah F0 (kontrol atau perlakuan pestisida kimia), F1 (Fobio 5 ml/liter), F2 (Fobio 7,5 ml/liter) dan anak petak yaitu konsentrasi Trichoderma sp. terdiri dari 3 taraf yaitu T0 (kontrol atau perlakuan pestisida kimia), T1 (Trichoderma sp. 10 ml/liter), T2 (Trichoderma sp. 20 ml/liter) sehingga terdapat 9 kombinasi perlakuan. Parameter pengamatan meliputi periode inkubasi, kejadian penyakit, berat basah umbi, dan berat kering umbi. Hasil penelitian dari semua kombinasi perlakuan tidak berbeda nyata. Hasil perlakuan aplikasi Biopestisida Fobio menunjukkan bahwa tanaman bawang merah berbeda nyata terhadap periode inkubasi pada perlakuan F2 dengan nilai rata-rata tertinggi yaitu 20 hst. Kejadian penyakit terendah terdapat pada perlakuan F2 pada umur 28 dan 42 hst. Perolehan berat basah paling tinggi diperoleh pada perlakuan F2T0 yaitu 2,128 kg. Perolehan berat kering tertinggi yaitu pada perlakuan F0T2.

References

Deden, D., & Umiyati, U. (2017). Pengaruh Inokulasi Trichoderma sp dan Varietas Bawang Merah Terhadap Penyakit Moler dan Hasil Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L). Kultivasi, 16(2), 340–348. https://doi.org/10.24198/kultivasi.v16i2.12213

Deden, D., & Wachdijono, W. (2018). Pengaruh Penyimpanan Umbi Bibit Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) pada Suhu Dingin Terhadap Kualitas Bibit, Pertumbuhan, dan Hasil pada Varietas Bima dan Ilokos. Agrosintesa Jurnal Ilmu Budidaya Pertanian, 1(2), 84. https://doi.org/10.33603/.v1i2.1933

Fitriana, I. N., Suryaminarsih, P., Mindari, W., & Wiyatiningsih, S. (2020). Studi Pertumbuhan Multiantagonis Trichoderma Sp. Dan Streptomyces Sp. Dalam Suspensi Akar, Humat Cair Dan Ekstrak Kentang Gula. Berkala Ilmiah Agroteknologi - Plumula, 7(1), 25–32. https://doi.org/https://doi.org/10.33005/plumula.v7i1.19

Hasyidan, G., Wiyatiningsih, S., & Suryaminarsih, P. (2021). Aplikasi Biopestisida Fobio Dan Streptomyces Sp. Untuk Mengendalikan Penyakit Moler Pada Tanaman Bawang Merah. Jurnal AGROHITA …, 6(2), 168–173. http://jurnal.um-tapsel.ac.id/index.php/agrohita/article/view/4855

Kaeni, E., Toekidjo, & Subandiyah, S. (2014). Efektivitas suhu dan lama perendaman bibit empat kultivar bawang merah (Allium cepa L. Kelompok Aggregatum) pada pertumbuhan dan daya tanggapnya terhadap penyakit moler. Vegetalika, 3(1), 53–65. https://jurnal.ugm.ac.id/jbp/article/view/4015

Latifah, A., Kustantinah, & Soesanto, L. (2011). Pemanfaatan Beberapa Isolat Trichoderma harzianum Sebagai Agensia Pengendali Hayati Penyakit Layu Fusarium Pada Bawang Merah In Planta. EUGENIA, 17(2), 86–95. https://doi.org/10.35791/eug.17.2.2011.4105

Nubuwwah, N., Sudantha, I. M., & Fauzi, M. T. (2015). Uji Dosis Bioaktivator Trichoderma spp . Formulasi Tablet untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Hasil Dua Varietas Bawang Merah ( Allium ascalonicum L .). Jurnal Crop Agro, 1–12. http://eprints.unram.ac.id/4087/1/JURNAL NUR NUBUWWAH.pdf

Prakoso, E. B., Wiyatingsih, S., & Nirwanto, H. (2016). Uji Ketahanan Berbagai Kultivar Bawang Merah ( Allium ascalonicum ) Terhadap Infeksi Penyakit Moler ( Fusarium oxysporum f.sp. cepae ). Plumula, 5(1), 10–20. http://ejournal.upnjatim.ac.id/index.php/plumula/article/view/773

Purwantisari, S. (2009). Antagonisme Jamur Patogen Phytophthora infestans Penyebab Penyakit Busuk Daun dan Umbi Tanaman Kentang Dengan Menggunakan Trichoderma spp. Isolat. Bioma, 11(1), 8–9. https://core.ac.uk/download/pdf/11703255.pdf

Rahayu, D. R., Wiyatiningsih, S., & Suryaminarsih, P. (2021). Pengaruh Perendaman Bibit Bawang Merah Dengan Formulasi Biopestisida Untuk Mengendalikan Penyakit Moler (Fusarium oxysporum). Agritrop : Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian (Journal of Agricultural Science), 19(2), 121–129. https://doi.org/10.32528/agritrop.v19i2.6337

Saputra, S. (2020). Uji Efektifitas Jamur Trichoderma spp. dalam Mencegah Penyakit Layu Fusarium (Fusarium oxysporum) pada Tanaman Bawang Merah Dengan Kerapatan Konidia yang Berbeda [Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara]. http://repository.umsu.ac.id/bitstream/handle/123456789/4469/05. SURYA SAPUTRA 2020.pdf?sequence=1&isAllowed=y

Sidauruk, L., Manalu, C. J., & Sinukaban, D. E. (2020). Efektifitas Pestisida Nabati Dengan Berbagai Konsentrasi Pada Pengendalian Serangan Hama Dan Produksi Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt). Jurnal Rhizobia, 2(1), 24–32. https://doi.org/10.36985/rhizobia.v9i1.223

Supriyadi, A., Rochdjatun, I., & Djauhari, S. (2013). Kejadian Penyakit Pada Tanaman Bawang Merah Yang Dibudidayakan Secara Vertikultur Di Sidoarjo. Jurnal HPT, 1(3), 27–40. https://jurnalhpt.ub.ac.id/index.php/jhpt/article/view/31

Yasintasari, A. Y., Hadi, P., & Mukti Prabowo, S. (2021). A The Effect Of Dose And Time Of Administration Of Trichoderma sp On Fusarium Oxysporum On Shallot (Allium ascalonicum L). VIABEL: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Pertanian, 15(2), 33–39. https://doi.org/10.35457/viabel.v15i2.1700

Author Biographies

Farisa, UPN "Veteran" Jawa Timur

Sri Wiyatiningsih, UPN "Veteran" Jawa Timur

License

Copyright (c) 2023 Farisa, Dita Megasari, Sri Wiyatiningsih (Author)

Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

You are free to:

  • Share — copy and redistribute the material in any medium or format.
  • Adapt — remix, transform, and build upon the material for any purpose, even commercially.

Under the following terms:

  • Attribution — You must give appropriate credit, provide a link to the license, and indicate if changes were made. You may do so in any reasonable manner, but not in any way that suggests the licensor endorses you or your use.
  • ShareAlike — If you remix, transform, or build upon the material, you must distribute your contributions under the same license as the original.
  • No additional restrictions — You may not apply legal terms or technological measures that legally restrict others from doing anything the license permits.

Similar Articles

<< < 1 2 

You may also start an advanced similarity search for this article.