Pemanfaatan Biochar dan Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA) pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis di Bahan Tanah Ultisol

Authors

DOI:

10.25047/agriprima.v9i1.667

Issue:

Vol. 9 No. 1 (2025): MARCH

Keywords:

biochar, FMA, jagung manis
Received: Jun 23, 2024
Accepted: Dec 06, 2024
Published: Mar 31, 2025

Articles

How to Cite

Perdana, A., & Sidik Yunedi. (2025). Pemanfaatan Biochar dan Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA) pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis di Bahan Tanah Ultisol. Agriprima : Journal of Applied Agricultural Sciences, 9(1), 1–13. https://doi.org/10.25047/agriprima.v9i1.667

Downloads

Download data is not yet available.

Metrics

Metrics Loading ...

Abstract

Jagung manis (Zea mays saccharata Sturt.) merupakan salah satu komoditas pertanian yang populer di Indonesia. Tetapi, produksi jagung manis di Riau masih tergolong rendah, oleh sebab itu perlu adanya usaha ekstensifikasi pertanian dalam bentuk pengelolaan lahan marginal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian biochar dan Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA) serta pengaruh utama kedua faktor tersebut terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis, dan mendapatkan perlakuan yang terbaik untuk pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis. Penelitan ini merupakan eksperimen faktorial 3×3 yang disusun menurut rancangan acak lengkap (RAL). Faktor I merupakan jenis biochar: B0 (tanpa biochar), B1 (biochar tempurung kelapa), dan B2 (biochar sekam padi). Faktor II merupakan dosis FMA: M0 (tanpa FMA), M1 (15 g per tanaman), dan M2 (30 g per tanaman). Data hasil analisis ragam diuji lanjut dengan uji DNMRT pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian biochar tidak dapat meningkatkan pertumbuhan jagung manis, seperti tinggi tanaman, jumlah daun, dan diameter batang. Namun, mampu meningkatkan hasil tanaman jagung manis, kecuali pada parameter jumlah baris biji per tongkol. Hasil terbaik yaitu pada perlakuan biochar tempurung kelapa. Pemberian FMA mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis pada setiap parameter pengamatan, kecuali jumlah baris biji per tongkol. Hasil terbaik yaitu pada perlakuan dosis FMA 30 g per tanaman. Pemberian biochar dan FMA belum menunjukkan adanya interaksi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis di tanah ultisol.

References

Arafah, & Sirappa, M. P. (2003). Kajian penggunaan jerami dan pupuk N, P, dan K pada lahan sawah irigasi. Jurnal Ilmu Tanah Dan Lingkungan, 4(1), 15–24.

Astera, M. (2010). Soil CEC explained: understanding, measuring and using cation exchange capacity for nutritious crops. In The Ideal Soil: A Handbook for the New Agriculture v2.0. Wise Publication.

Badan Pusat Statistik Provinsi Riau. (2016). Provinsi Riau Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Provinsi Riau.

Budiman, A. (2004). Aplikasi kascing dan cendawan mikoriza arbuskula (CMA) pada ultisol serta efeknya terhadap perkembangan mikroorganisme tanah dan hasil tanaman jagung semi (Zea mays L.).

Charisma, A. M., Rahayu, Y. S., & Isnawati. (2012). Pengaruh kombinasi kompos trichoderma dan mikoriza vesikular arbuskular (MVA) terhadap pertumbuhan tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merill) pada media tanam tanah kapur. Lentera Bio, 1(3), 111–115.

Endriani, Sunarti, & Ajidirman. (2013). Pemanfaatan biochar cangkang kelapa sawit sebagai soil amandement ultisol sungai bahar jambi. Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains, 15(1), 39–46.

Fitriatin, B. N., Yuniarti, A., Turmuktini, T., & Ruswandi, F. K. (2014). The effect of phosphate solubilizing microbe producing growth regulators on soil phosphate, growth and yield of maize and fertilizer efficiency on ultisol. Eurasian Journal of Soil Science, 3, 101–107.

Gardner, F. P., Brent, P. R., & Roger, L. M. (1991). Fisiologi Tanaman Budidaya. Universitas Indonesia Press.

Handayanto, E., & Hairiyah, K. (2007). Biologi Tanah. Pustaka Adipura.

Hapsoh. (2008). Pemanfaatan fungi mikoriza arbuskular pada budidaya kedelai di lahan kering. Universitas Sumatera Utara.

Howeler, R. H., & Sieverding, E. (1983). Potentials and limitations of mycorrhizal inoculation illustrated by experiments with field-grown cassava. Plant and Soil, 75(2), 245–261.

Husin, E. F., & Marlis, R. (2002). Aplikasi cendawan mikoriza arbuskular sebagai pupuk biologi pada pembibitan kelapa sawit. Prosiding Seminar Nasional BKS PTN Wilayah Indonesia Barat. FP USU.

Jovita, D. (2018). Analisis unsur makro (K, Ca, Mg) mikro (Fe, Zn, Cu) pada lahan pertanian dengan metode inductively coupled plasma optical emission spectrofotometry (ICP-OES) [Universitas Lampung].

Lakitan, B. (2004). Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo Persada.

Lehmann, J., & Joseph, S. (2007). Biochar for Environmental Management. Earthscan.

Marschner, P. (2012). Mineral Nutrition of Higher Plants. Academic Press.

Moelyohadi, Y., Harun, M. U., Munandar, Hayati, R., & Gofar, N. (2012). Pemanfaatan berbagai jenis pupuk hayati pada budidaya tanaman jagung (Zea mays L.) efisien hara di lahan kering marginal. Jurnal Lahan Suboptimal, 1(1), 31–39.

Muis, R., Ghulamahdi, M., Melati, M., Purwono, P., & Mansur, I. (2016). Kompatibilitas Sumber Inokulan Fungi Mikoriza Arbuskular pada Kedelai dengan Budidaya Jenuh Air. Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan, 35(3), 229.

Multazam. (2012). Uji dosis biochar dan pupuk nitrogen terhadap efisiensi pengunaan air dan perbaikan sifat fisik tanah serta pertumbuhan jagung pada tanah pasiran lombok utara.

Mulyani, A., Rachman, A., & Dairah, A. (2010). Penyebaran lahan masam, potensi dan ketersediaannya untuk pengembangan pertanian. In F. A. D. D. A. Adimihardja L.I. Amien (Ed.), Prosiding Simposium Nasional Pendayagunaan Tanah Masam (pp. 23–34). Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat.

Munawar, A. (2011). Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman. IPB Press. https://ipbpress.com/product/274-kesuburan-tanah-dan-nutrisi-tanaman

Novizan. (2005). Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agromedia Pustaka. https://books.google.co.id/books/about/Petunjuk_Pemupukan_yang_Efektif_ed_Revis.

Pakpahan, J. A. (2018). Populasi fungi mikoriza arbuskular (FMA) pada berbagai vegetasi di lahan laboratorium lapang terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung [Universitas Lampung].

Pranata, A. (2011). Pemberian berbagai macam kompos pada lahan ultisol terhadap pertumbuhan dan produksi jagung manis (Zea mays saccharata Sturt.).

Santi, L. P., & Goenadi, D. H. (2012). Pemanfataan biochar asal cangkang kelapa sawit sebagai bahan pembawa mikroba pemantap agregat. Buana Sains, 12(1), 7–14.

Santosa, C. A., Edison, & Anom Murniati. (2016). Efektivitas pemberian pupuk hayati mikoriza terhadap serapan P, pertumbuhan serta produksi jagung manis (Zea mays saccharata Sturt.) di lahan gambut. Jurnal Online Mahasiswa, 3(2), 1–9.

Saputra, F. R., Murniati, & Yoseva, S. (2018). Pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis (Zea mays saccharata Sturt) dengan pemberian mikoriza dan rock phosphate (batuan fosfat alam) di lahan gambut. Jurnal Online Mahasiswa, 5(2), 1–12.

Septiana, L. M. (2017). Karakteristik dan kualitas biochar dari berbagai limbah biomassa tanaman pada pirolisis suhu rendah [Institut Pertanian Bogor].

Serlina, M., Sjofjan, J., & Yetti, H. (2014). Aplikasi kompos tandan kosong kelapa sawit dan mikoriza arbuskula untuk meningkatkan pertumbuhan bibit manggis (Garcinia mangostana L.). Jurnal Online Mahasiswa, 1(1), 1–9.

Sinwin, R. M., Mulyati, & Lolita, E. S. (2007). Peranan kascing dan inokulasi jamur mikoriza terhadap serapan hara tanaman jagung. Jurnal Ilmu Tanah.

Subagyo, H., Suharta, N., & Siswanto, A. B. (2004). Tanah-tanah pertanian di Indonesia. In L. I. A. F. A. Adimihardja A. & D. Djaenudin (Eds.), Sumberdaya Lahan Indonesia dan Pengelolaannya (pp. 21–66). Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat.

Suherman, C., Anne, N., & Santi, R. (2007). Pemanfaatan cendawan mikoriza arbuskular (CMA) serta media campuran subsoil dan kompos pada pembibitan kelapa sawit (Elaeis guineensis) kultivar Sungai Pancur 2 (SP2) [Universitas Padjajaran].

Surtinah. (2008). Waktu panen yang tepat menentukan kandungan gula biji jagung manis (Zea mays saccharata Sturt). Jurnal Ilmiah Pertanian, 4(2), 1–7.

Tarigan, F. H. (2007). Pengaruh pemberian pupuk organik green giant dan pupuk daun super bionik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung (Zea mays L.) [Universitas Sumatera Utara].

Turk, M. A., Assaf, T. A., Hameed, K. M., & Al-Tawaha, A. R. M. (2006). Significance of mycorrhizae. World Journal of Agricultural Sciences, 2(1), 16–20.

Verdiana, M. A., Sebayang, H. T., & Sumarni, T. (2016). Pengaruh berbagai dosis biochar sekam padi dan pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung (Zea mays L.). Jurnal Produksi Tanaman, 4(8), 611–616.

Wilson, J. M., & Trinick, M. J. (1983). INFECTION DEVELOPMENT AND INTERACTIONS BETWEEN VESICULAR‐ARBUSCULAR MYCORRHIZAL FUNGI. New Phytologist, 93(4), 543–553.

Yuniati, R. (2004). Penapisan galur kedelai Glycine max (L.) merrill toleran terhadap NaCl untuk penanaman di lahan salin. Jurnal Mekara Sains, 8(1), 21–24.

Yunita, O. I. (2012). Retensi hara nitrogen, posfor dan kalium pada tanah berpasir akibat penggunaan biochar dan pupuk kandang untuk tanaman jagung (Zea mays L.).

Zakaria. (2016). Pengaruh Trichokompos limbang jagung dan rock phosphate terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis (Zea mays saccharata Sturt) di lahan gambut [Universitas Riau].

Author Biographies

Andrian Perdana, Riau University image/svg+xml

Sidik Yunedi, Riau University image/svg+xml

License

Copyright (c) 2025 Andrian Perdana, Sidik Yunedi (Author)

Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

You are free to:

  • Share — copy and redistribute the material in any medium or format.
  • Adapt — remix, transform, and build upon the material for any purpose, even commercially.

Under the following terms:

  • Attribution — You must give appropriate credit, provide a link to the license, and indicate if changes were made. You may do so in any reasonable manner, but not in any way that suggests the licensor endorses you or your use.
  • ShareAlike — If you remix, transform, or build upon the material, you must distribute your contributions under the same license as the original.
  • No additional restrictions — You may not apply legal terms or technological measures that legally restrict others from doing anything the license permits.

Similar Articles

1 2 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.