Respon Pertumbuhan Eksplan Daun Tembakau (Nicotiana tabacum L.) PRANCAK-95 Pada Beberapa Konsentrasi Sukrosa dan BAP Secara In Vitro
DOI:
10.25047/agriprima.v3i2.328Issue:
Vol. 3 No. 2 (2019): SEPTEMBERKeywords:
Eksplan Tembakau, Konsentrasi BAP, Konsentrasi SukrosaArticles
Downloads
How to Cite
Downloads
Metrics
Abstract
Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui kombinasi antara sukrosa dan BAP, terhadap pertumbuhan tembakau (Nicotiana tabacum L.) Prancak-95 secara in vitro. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial yang tersusun atas 2 faktor dan 3 ulangan. Faktor I adalah Sukrosa yang terdiri dari 3 taraf yaitu 20 gr/l, 30 gr/l dan 40 gr/l. Faktor II adalah BAP yang terdiri dari 3 taraf yaitu 2 ppm, 3 ppm dan 4 ppm. Penelitian tersebut dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Politeknik Negeri Jember pada bulan Agustus 2018 - Desember 2018. Data yang didapat kemudian dianalisis memakai Analysis Of Variance (ANOVA) dan dilteruskan dengan DMRT taraf 5%. Parameter pengamatan meliputi kedinian kalus, berat basah kalus, tekstur kalus, kedinian tunas, berat basah tunas, tinggi tunas dan jumlah tunas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pengaruh konsentrasi sukrosa 20 gram/liter berbeda nyata tehadap parameter tinggi tunas. Pengaruh konsentrasi BAP 4 ppm berbeda nyata terhadap parameter kedinian tunas, tinggi tunas dan berat basah kalus. Selain itu pengaruh konsentrasi BAP 3 ppm berbeda nyata terhadap parameter berat basah tunas, dan jumlah tunas. Pengaruh konsentrasi sukrosa 20 gram/liter dan BAP 4 ppm berbeda nyata terhadap parameter berat basah tunas. Selain itu pengaruh konsentrasi sukrosa 30 gram/liter dan BAP 3 ppm berbeda nyata terhadap parameter jumlah tunas.
References
Arniputri, R.B., Praswanto, and D. Purnomo. 2003. Pengaruh Konsentrasi IAA Dan BAP Terhadap Pertumbuhan Dan Perkembangan Tanaman Kunir Putih (Kaempferia rotunda L.) Secara In Vitro. Agrosains, 5(2). pp.48–51.
Balittas. 2014. Tembakau Prancak-95 [Online]. Available at: http://balittas.litbang.pertanian.go.id/index.php/produk/varietas-unggul/k2-media-manager/tembakau/255-tembakau-prancak95.
Bappeda. 2017. Jatim Sumbang 50 Persen Pendapatan Cukai Rokok Nasional [Online]. Available at: http://bappeda.jatimprov.go.id/2017/09/17/jatim-sumbang-50-persen-pendapatan-cukai-rokok-nasional-148-triliun/.
Erawati, D.N., U. Fisdiana, and S. Humaida. 2018. Peran Benzyl Amino Purine Pada Induksi Tunas Kultur Tembakau White Burley. Jurnal Ilmiah Inovasi, 17(3). pp.127–131.
Fatmawati, T.A., T. Nurhidayati, and N. Jadid. 2008. Pengaruh Kombinasi Zat Pengatur Tumbuh IAA Dan BAP Pada Kultur Jaringan Tembakau Nicotiana tabacum L. VAR. Prancak 95. Skripsi. Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
Gauchan, D.. 1970. Effect Of Different Sugars On Shoot Regeneration Of Maize (Zea Mays L.). Kathmandu University Journal of Science, Engineering and Technology, 8(1). pp.119–124.
Hendaryono, D.P.S. and A. Wijayani. 1994. Teknik Kultur Jaringan: Pengenalan dan Petunjuk Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif - Modern. Yogyakarta: Kanisius.
Jade J. North and P.A. Ndakidemi. 2012. Evaluation Of Different Ratios Of Auxin And Cytokinin For The In Vitro Propagation of Streptocarpus rexii Lindl. International Journal of the Physical Sciences, 7(7). pp.1083–1087.
K, N., T. Nurhidayati, and K.I. Purwani. 2012. Pengaruh Kombinasi Konsentrasi ZPT NAA dan BAP Pada Kultur Jaringan Tembakau Nicotiana tabacum Var. Prancak 95. Jurnal Sains Dan Seni Pomits, 1(1). pp.1–6.
Nadeak, R., N. Anna, and E.B.M. Siregar. 2012. Respon Eskplan Biji Gaharu ( Aquilaria malaccencis Lamk .) terhadap Pemberian NAA dan IBA Secara In Vitro Effect of Plant Growt Regulator NAA and IBA on Seed Explants Agarwood ( A . malaccensis Lamk .) In vitro . Peronema Forestry Science Journal, 1(1).
Ramdan, R., N. Handaji, H. Beyahia, and M. Ibriz. 2014. Influence Of Growth Regulators On Callus Induction From Hypocotyls Of Five Citrus rootstocks. Journal of Applied Biosciences, 73(1). pp.17–22.
Sitorus, E.N., E.D. Hastuti, and N. Setiari. 2011. Induksi Kalus Binahong (Basella rubra L.) Secara In Vitro Pada Media Murashige & Skoog Dengan Konsentrasi Sukrosa Yang Berbeda. Bioma - Berkala Ilmiah Biologi, 13(1).
Srilestari, R. 2005. Induksi Embrio Somatik Kacang Tanah Pada Berbagai Macam Vitamin Dan Sukrosa. Ilmu Pertanian, 12(1). pp.43–50.
Tonga, I.B., E.B.M. Siregar, and N. Anna. 2013. Respon Eksplan Biji Gaharu ( Aquilaria malaccensis Lamk .) Terhadap Pemberian 2 , 4-D Secara In Vitro. Peronema Forestry Science Journal, 2(1). pp.16–21.
Turhan, H. 2004. Callus Induction And Growth In Transgenic Potato Genotypes. African Journal of Biotechnology, 3(8). pp.375–378.
Yulizar, D.R., Z.A. Noli, and M. Idris. 2014. Induksi Tunas Kunyit Putih ( Curcuma zedoaria Roscoe ) Pada Media MS Dengan Penambahan Berbagai Konsentrasi BAP dan Sukrosa Secara In Vitro. Jurnal Biologi Universitas Andalas, 3(4). pp.310–316.
Zakaria, D. 2010. Pengaruh Konsentrasi Sukrosa Dan BAP (Benzil Amino Purine) Dalam Media Murashige Skoog (MS) Terhadap Pertumbuhan Dan Kandungan Reserpin Kalus Pule Pandak (Rauvolfia verticillata Lour.). Skripsi. Universitas Sebelas Maret.
Author Biographies
Eka Murni Rahayu, Politeknik Negeri Jember
Sepdian Luri Asmono, Politeknik Negeri Jember
License
Copyright (c) 2019 Eka Murni Rahayu, Sepdian Luri Asmono
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
You are free to:
- Share — copy and redistribute the material in any medium or format.
- Adapt — remix, transform, and build upon the material for any purpose, even commercially.
Under the following terms:
- Attribution — You must give appropriate credit, provide a link to the license, and indicate if changes were made. You may do so in any reasonable manner, but not in any way that suggests the licensor endorses you or your use.
- ShareAlike — If you remix, transform, or build upon the material, you must distribute your contributions under the same license as the original.
- No additional restrictions — You may not apply legal terms or technological measures that legally restrict others from doing anything the license permits.