Keanekaragaman Serangga Musuh Alami Pada Pertanaman Sayuran Organik
DOI:
10.25047/agriprima.v7i2.613Issue:
Vol. 7 No. 2 (2023): SEPTEMBERKeywords:
Keanekaragaman, Musuh alami, Sayuran organik, SeranggaArticles
Downloads
How to Cite
Downloads
Metrics
Abstract
Keanekaragaman adalah ukuran integrasi komunitas biologi dengan menghitung dan mempertimbangkan jumlah populasi yang membentuknya dengan kelimpahan relatifnya. Musuh alami merupakan salah satu penyusun komunitas untuk mengendalikan hama. Serangga yang tergolong musuh alami yaitu predator dan parasitoid. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui keanekaragaman serangga musuh alami di area pertanaman sayuran organik yang ditanam secara polikultur dan dikelilingi oleh tanaman refugia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu purposive sampling dengan menggunakan alat perangkap yaitu yellow sticky trap (perangkap kuning), sweep net (jaring), pitfall trap (perangkap jatuh) dan pengamatan secara visual. Penelitian ini dilakukan di Desa Brenjonk Kecamatan Trawas Jawa Timur di pertanaman sayuran organik yang ditanam secara polikultur. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai indeks keanekaragaman (H’) pada lahan sayuran organik sebesar 2.53. Hasil analisis perhitungan nilai indeks dominansi simpson (C) lahan sayuran organik menunjukkan nilai 0.10. Hasil indeks kemerataan jenis (E) analisis perhitungannya adalah 0.91. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu indeks keanekaragaman jenis (E’) kategori sedang, indeks dominansi simpson (C) kategori rendah dan indeks kemerataan jenis (E) kategori kemerataan tinggi.
References
Agarwala, B. K., & Yasuda, H. (2000). Competitive ability of ladybird predators of aphids: a review of Cheilomenes sexmaculata (Fabr.) (Coleoptera: Coccinellidae) with a worldwide checklist of preys. Journal of Aphidology, 14, 1–20.
Alexander, R. D. (1962). The Role of Behavioral Study in Cricket Classification. Systematic Zoology, 11(2), 53. https://doi.org/10.2307/2411453
Asikainen, E., & Mutikainen, P. (2005). Preferences of pollinators and herbivores in gynodioecious Geranium sylvaticum. Annals of Botany, 95(5), 879–886. https://doi.org/10.1093/aob/mci094
Borror, D. J., Tripleron, C. A. and Jhonson, N. F. (2005). Study of Insect. Thompson Brooks (7th ed.). Cengage Learning.
Dwomoh, E. A., Afun, J. V. K., & Ackonor, J. B. (2008). Survey of insect species associated with cashew ( Anacardium occidentale Linn .) and their distribution in Ghana. African Journal of Agricultural Research, 3(March), 205–214.
Erawati, N. V, Atmowidi, T., & Kahono, S. (2004). Keanekaragaman dan kelimpahan Orthopteran (insecta) di Gunung Kendeng dan Gunung Botol, Taman Nasional Gunung Halimun, Jawa Barat, Indonesia. Berita Biologi, 7(1), 7–15.
Erawati, W. (2005). Perilaku dan Siklus Hidup Sycanus annulicornis Dohrn. Asal Tanaman Kedelai pada Mangsa Larva Spodoptera litura (F.). Skripsi, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Falahudin, I., Mareta, D. E., & Puji rahayu, I. A. (2015). Diversitas Serangga Ordo Orthoptera Pada Lahan Gambut Di Kecamatan Lalan Kabupaten Musi Banyuasin. Bioilmi: Jurnal Pendidikan, 1(1), 1–7. https://doi.org/10.19109/bioilmi.v1i1.1124
Hartika W, Diba F, W. (2017). Keanekaragaman jenis cupang (Odonata) pada ruang terbuka hijau kota Pontianak. Jurnal Hutan Lestari, 5(2), 156–163.
Hodek, I., and A. H. (1996). Ecology of Coccinellidae. Kluwer Academic Publishers.
Ifania, M. (2020). Pengaruh Tanaman Refugia Terhadap Keanekaragaman Serangga Pada Pertanaman Jeruk Pamelo (Citrus maxima (Burm.) Merr.) Di Desa Tambakmas Kabupaten Magetan. Jurusan agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Surabaya.
Jasrani, D. A., Hidrayani, H., Hidrayani, H., & Ikhsan, Z. (2016). Keanekaragaman Hymenoptera Parasitoid Pada Pertanaman Padi di Dataran Rendah dan Dataran Tinggi Sumatera Barat. Jurnal Agro Indragiri, 1(1), 13–24. https://doi.org/10.32520/jai.v1i1.583
Jervis, M. A., Kidd, N. A. C., Fitton, M. G., Huddleston, T., & Dawah, H. A. (1993). Flower-visiting by hymenopteran parasitoids. Journal of Natural History, 27(1), 67–105. https://doi.org/10.1080/00222939300770051
Karmawati, K., Zainal, M., Syakir, M., Ardaba, K., & Rubiyo. (2010). Budidaya dan Pasca Panen Kakao Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. Ekonomi Kebijakan Pyblikasi, 9, 74.
Krebs. (2006). Ecological Methodology Preface. In Ecological Methodology. Harper and Row Publisher.
Kumar, S. M., & Sahayaraj, K. (2012). Gross morphology and histology of head and salivary apparatus of the predatory bug, rhynocoris marginatus. Journal of Insect Science, 12, 1–12. https://doi.org/10.1673/031.012.1901
Kurniawati, N., & Martono, E. (2017). Peran Tumbuhan Berbunga Sebagai Media Konservasi Artropoda Musuh Alami (the Role of Flowering Plants in Conserving Arthropod Natural Enemies). Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia, 19(2), 53. https://doi.org/10.22146/jpti.16615
Landis, D. A., Wratten, S. D., & Gurr, G. M. (2000). Habitat management to conserve natural enemies of arthropod pests in agriculture. Annual Review of Entomology, 45, 175–201. https://doi.org/10.1146/annurev.ento.45.1.175
Mantzoukas, S., & Lagogiannis, I. (2019). Endophytic colonization of pepper (Capsicum annum) controls aphids (Myzus persicae Sulzer). Applied Sciences (Switzerland), 9(11). https://doi.org/10.3390/app9112239
Matt, D., Rembialkowska, E., Luik, A., Peetsmann, E., Pehme, S., Han, X. Y., Huang, Q. C., Li, W. F., Jiang, J. F., Xu, Z. R., Sang, Y., & Blecha, F. (2011). Quality of Organic vs. Conventional Food and Effects on Health. EstonianUniversity of Life Sciences., 4(1), 216–220.
Mayrowani, H. (2016). Pengembangan Pertanian Organik di Indonesia. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 30(2), 91. https://doi.org/10.21082/fae.v30n2.2012.91-108
Munauwar, M. M., & Adnan, H. (2022). Rekayasa Kehadiran Gulma Dan Dosis Pupuk Fosfor Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai Engineering The Presence Of Weed And Dosage Of Phosphore Fertilizer On Soybean Growth And Production. 19(4), 354–359.
Odum, E. (1993). Dasar-dasar ekologi. (Tjahyono Saminginan (ed.); Gadjah Mad).
Omkar, & Bind, R. B. (2004). Prey quality dependent growth, development and reproduction of a biocontrol agent, Cheilomenes sexmaculata (Fabricius) (Coleoptera: Coccinellidae). Biocontrol Science and Technology, 14(7), 665–673. https://doi.org/10.1080/091583150410001682359
Omkar, O., & Pervez, A. (2004). Predaceous coccinellids in india: Predator-prey catalogue (coleoptera: Coccinellidae). Oriental Insects, 38(1), 27–61. https://doi.org/10.1080/00305316.2004.10417373
Omkar, Pervez, A., Mishra, G., Srivastava, S., Singh, S. K., & Gupta, A. K. (2005). Intrinsic advantages of Cheilomenes sexmaculata over two coexisting Coccinella species (Coleoptera: Coccinellidae). Insect Science, 12(3), 179–184. https://doi.org/10.1111/j.1005-295X.2005.00022.x
Setyadin, Y., Hilya Abida, S., Azzamuddin, H., Fatiyatur Rahmah, S., & Setyo Leksono, A. (2017). Efek Refugia Tanaman Jagung (Zea mays) dan Tanaman Kacang Panjang (Vigna cylindrica) pada Pola Kunjungan Serangga di Sawah Padi (Oryza sativa) Dusun Balong, Karanglo, Malang. Biotropika, 5(2), 54–58. https://doi.org/10.21776/ub.biotropika.2017.005.02.3
Singer, M. C., & Price, P. W. (1986). Insect Ecology. In John Wiley and Sons (Ed.), Ecology (Vol. 67, Issue 2). https://doi.org/10.2307/1938610
Singh, S. R. (1990). Insect Pest Of tropical Legums (John Wiley & Sons (ed.)).
Siregar, A. S., Bakti, D., & Zahara, F. (2014). Keanekaragaman Jenis Serangga Di Berbagai Tipe Lahan Sawah. Jurnal Online Agroekoteknologi, 2(2337), 1640–1647.
Soegianto, A. (1994). Ekologi Kuantitatif. Usaha Nasional.
Soerianegara, I. (2008). Ekologi Hutan Indonesia. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.
Suana I. W., D. Duryadi., D. Buchori, S. M., & Triwidodo., dan H. (2004). Komunitas Laba-Laba pada Lanskap Persawahan di Cianjur. Hayati, 11, 145–152.
Subyanto, Achmad Sulthoni, S. S. siwi. (1991). Kunci determinasi serangga. program nasional, pelatihan dan pengembangan pengendalian hama terpadu (S. S. Siwi (ed.); Cet.1).
Suheriyanto, D. (2008). Ekologi Serangga. UIN Malang Press.
Sutton, M. Q., & Anderson, E. N. (2020). Fundamentals of Ecology. In B. Srigandono (Ed.), Introduction to Cultural Ecology (Ed. 3, cet). Tjahjono Samingan. https://doi.org/10.4324/9781003135456-2
Udiarto, B. K. (2013). Kajian Potensi Predator Coccinellidae untuk Pengendalian Bemisia tabaci (Gennadius) pada Cabai Merah. Jurnal Hortikultura, 22(1), 77. https://doi.org/10.21082/jhort.v22n1.2012.p76-84
Wäckers, F. L. (2004). Assessing the suitability of flowering herbs as parasitoid food sources: Flower attractiveness and nectar accessibility. Biological Control, 29(3), 307–314. https://doi.org/10.1016/j.biocontrol.2003.08.005
Wagiman, F. X. (1997). Ritme aktivitas harian Menochilus sexmaculatus memangsa Aphis cracivora. Makalah Disajikan Dalam Kongres Entomologi V Dan …, 278–280.
Wiyono & D, T. A. (2012). Laporan Identifikasi Keanekaragaman Hayati (Flora) di Terminal BBM Rewulu. In Identifikasi Keanekaragaman Hayati.
Author Biography
Aldi Kurniansyah, UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR
License
Copyright (c) 2023 Aldi Kurniansyah, Wiwin Windriyanti, Noni Rahmadhini (Author)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
You are free to:
- Share — copy and redistribute the material in any medium or format.
- Adapt — remix, transform, and build upon the material for any purpose, even commercially.
Under the following terms:
- Attribution — You must give appropriate credit, provide a link to the license, and indicate if changes were made. You may do so in any reasonable manner, but not in any way that suggests the licensor endorses you or your use.
- ShareAlike — If you remix, transform, or build upon the material, you must distribute your contributions under the same license as the original.
- No additional restrictions — You may not apply legal terms or technological measures that legally restrict others from doing anything the license permits.