Multiplikasi Tunas Tanaman Kapas (Gossypium spp.) Varietas Kanesia 15 Menggunakan Kombinasi BAP dan NAA secara In Vitro

Authors

Lilik Mastuti , Rosita Permata Sari , Sepdian Luri Asmono

DOI:

10.25047/agriprima.v2i2.118

Issue:

Vol. 2 No. 2 (2018): SEPTEMBER

Keywords:

BAP, Gossypium Spp., in vitro, NAA.
Received: Sep 25, 2018
Accepted: Sep 30, 2018
Published: Sep 30, 2018

Articles

How to Cite

Mastuti, L., Sari, R. P., & Asmono, S. L. (2018). Multiplikasi Tunas Tanaman Kapas (Gossypium spp.) Varietas Kanesia 15 Menggunakan Kombinasi BAP dan NAA secara In Vitro. Agriprima : Journal of Applied Agricultural Sciences, 2(2), 171–181. https://doi.org/10.25047/agriprima.v2i2.118

Downloads

Download data is not yet available.

Metrics

Metrics Loading ...

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui mengenai multiplikasi tunas tanaman kapas (gossypium spp.) varietas Kanesia 15 menggunakan kombinasi BAP dan NAA secara in vitro. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2017 Sampai Dengan Januari 2018 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Politeknik Negeri Jember. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial yang terdiri atas 2 faktor dengan 4 ulangan. Faktor pertama adalah BAP (B) yaitu B1= 0,00 ppm, B2= 1,50 ppm, B3= 3,00 ppm, dan B4= 4,50 ppm. Faktor kedua adalah zat pengatur tumbuh NAA (N) yaitu N1= 0,00 ppm, N2= 0,10 ppm, dan N3= 0,50 ppm. Data pengamatan yang diperoleh, diuji menggunakan Analysis of Varians (ANOVA), jika berpengaruh nyata  dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian BAP pada media memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata terhadap kedinian tunas, jumlah tunas, dan diameter eksplan, namun memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap tinggi eksplan, jumlah ruas, jumlah akar, dan panjang akar.

References

Ahmed, H. A. et al. (2014) ‘In Vitro Plant Regeneration of Iraqi Cotton ( Gossypium hirsutum L .) Cultivars Through Embryonic Axis’, Biotechnology Research Center, 8(2), pp. 90–94.

Andaryani, S. (2010) Kajian Penggunaan Berbagai Konsentrasi BAP dan 2, 4-D Terhadap Induksi Kalus Jarak Pagar ( Jatropha curcas L.) secara In Vitro. Universitas Sebelas Maret.

Anniasari, T. D., Putri, R. B. A. and Muliawati, E. S. (2016) ‘Penggunaan BA dan NAA untuk Merangsang Pembentukan Tunas Lengkeng Dataran Rendah ( Dimocarpus longan ) secara In Vitro’, Bioteknologi, 13(2), pp. 43–53. doi: 10.13057/biotek/c130201.

Bazargani, M. M., Tabatabaei, B. E. S. and Omidi, M. (2011) ‘Multiple Shoot Regeneration of Cotton ( Gossypium hirsutum L .) Via Shoot Apex Culture System’, African Journal of Biotechnology, 10(11), pp. 2005–2011. doi: 10.5897/AJB08.454.

Campbell, N. A. and Reece, J. B. (2012) Biologi Edisi Ke-8 Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Dewi, E. S. (2014) Aspek Agronomi Tanaman Kapas. Jakarta Timur: Dapur Buku.

Hutami, S. (2008) ‘Ulasan Masalah Pencoklatan pada Kultur Jaringan’, AgroBiogen, 4(2), pp. 83–88.

Hutami, S. et al. (2014) ‘Multiplikasi Tunas dan Induksi Perakaran pada Ubi Kelapa ( Dioscorea alata L .) dan Gembili ( Dioscorea esculenta L .) secara In Vitro’, AgroBiogen, 10(2), pp. 53–60.

Karyanti (2017) ‘Pengaruh Beberapa Jenis Sitokinin pada Multiplikasi Tunas Anggrek Vanda douglas secara Ii Vitro’, Bioteknologi & Biosains Indonesia, 4(1), pp. 36–43.

Mashud, N. (2013) ‘Efek Zat Pengatur Tumbuh BAP Terhadap Pertumbuhan Planlet Kelapa Genjah Kopyor dari Kecambah yang Dibelah’, B. Palma, 14(2), pp. 82–87.

Nuryadin, E., Sugiyono and Proklamasiningsih, E. (2017) ‘Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Terhadap Multiplikasi Tunas dan Bahan Penyangga pada Pembentukan Plantlet Kantong Semar Adrianii ( Nephenthes Adrianii ) dengan Kultur In Vitro’, Bioeksperimen, 3(2), pp. 31–44.

Oratmangun, K. M., Pandiangana, D. and Kandou, F. E. (2017) ‘Deskripsi Kontaminan’, Mipa Unsrat Online, 6(1), pp. 47–52.

Pathi, K. M. and Tuteja, N. (2013) ‘High-frequency Regeneration Via Multiple Shoot Induction of An Elite Recalcitrant Cotton ( Gossypium hirsutum L . cv Narashima ) by Using Embryo Apex’, Plant Signaling & Behavior, 8(1), pp. 94–99.

Pusat Data dan Sistem Pertanian Sekretariat Jenderal Kementrian Pertanian (2015) Outlook Kapas Komoditas Pertanian Subsektor Perkebunan. Edited by L. Nuryati and Noviati. Pusat Data dan Sistem Pertanian Sekretariat Jenderal Kementrian Pertanian.

Sugiyanti, E. (2008) Pengaruh Kombinasi BAP ( Benzil Amino Purine ) dan NAA ( Naphtalene Acetic Acid ) Terhadap Pertumbuhan Tunas Zodia ( Euodia suaveolens Scheff .) secara In Vitro. Universitas Sebelas Maret.

Triana, E. (2014) ‘Kajian Sitokinin Benzilaminopurin (BAP) Terhadap Organogenesis Hasil Persilangan Dendrobium merbelianum dengan Dendrobium liniale’, El-Vivo, 2(2), pp. 22–33.

Widiastoety, D. (2014) ‘Pengaruh Auksin dan Sitokinin Terhadap Pertumbuhan Planlet Anggrek Mokara’, Hort, 24(3), pp. 230–238.

Widyarso, M. (2010) Kajian Penggunaan BAP dan IBA untuk Merangsang Pembentukan Tunas Lengkeng (Dimocarpus longan lour) Varietas Pingpong secara In Vitro. Universitas Sebelas Maret.

Yuliarti, H. (2010) Kultur Jaringan Tanaman Skala Rumah Tangga. Yogyakarta: ANDI.

Author Biographies

Lilik Mastuti, Politeknik Negeri Jember

Rosita Permata Sari, Politeknik Negeri Jember

Sepdian Luri Asmono, Politeknik Negeri Jember

License

Copyright (c) 2018 Lilik Mastuti, Rosita Permata Sari, Sepdian Luri Asmono

Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

You are free to:

  • Share — copy and redistribute the material in any medium or format.
  • Adapt — remix, transform, and build upon the material for any purpose, even commercially.

Under the following terms:

  • Attribution — You must give appropriate credit, provide a link to the license, and indicate if changes were made. You may do so in any reasonable manner, but not in any way that suggests the licensor endorses you or your use.
  • ShareAlike — If you remix, transform, or build upon the material, you must distribute your contributions under the same license as the original.
  • No additional restrictions — You may not apply legal terms or technological measures that legally restrict others from doing anything the license permits.