Rasio Tanaman Induk Jantan dan Betina Serta Penambahan Pupuk Boron pada Tanaman Jantan Terhadap Produksi dan Mutu Benih Jagung Manis (Zea mays “Saccharata” STURT.)

Authors

Indah Yuyun , Rahmat Ali Syaban

DOI:

10.25047/agriprima.v1i1.17

Published:

Mar 27, 2017

Issue:

Vol. 1 No. 1 (2017): MARCH

Keywords:

Pupuk Boron, Produksi dan Kualitas Benih Jagung, Rasio Tanaman Induk Jantan dan Betina

Articles

How to Cite

Yuyun, I., & Syaban, R. A. (2017). Rasio Tanaman Induk Jantan dan Betina Serta Penambahan Pupuk Boron pada Tanaman Jantan Terhadap Produksi dan Mutu Benih Jagung Manis (Zea mays “Saccharata” STURT.). Agriprima : Journal of Applied Agricultural Sciences, 1(1), 1–11. https://doi.org/10.25047/agriprima.v1i1.17

Downloads

Download data is not yet available.

Metrics

Metrics Loading ...

Abstract

Salah satu alasan rendahnya produksi jagung manis di Indonesia adalah kurangnya ketersediaan bibit yang berkualitas dan kurang akuratnya teknis budidaya. Salah satu upaya yang dapat digunakan untuk meningkatkan produksi jagung manis adalah dengan menetapkan rasio tanaman induk jantan dan betina dan penambahan boron pupuk pada tanaman jantan. Penelitian ini dilakukan di Desa Kotes, Gandosari, Blitar dengan ketinggian di atas 60 m dpl. Dilaksanakan dengan menggunakan rancangan kelompok petak terpisah (RBD) dengan 3 faktor dan 2 ulangan. Faktor pertama adalah rasio tanaman yang terdiri dari 1: 4, 1: 5 dan 1: 6. Faktor kedua adalah penambahan pupuk boron yang terdiri dari 0 kg / ha (kontrol) dan 15 kg / ha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan rasio tanaman induk jantan dan betina berpengaruh secara nyata pada parameter jumlah biji setiap tongkol, berat 100 biji, perkecambahan dan kecepatan perkecambahan. Rasio tanaman induk dari 1: 5 (R2) menunjukkan hasil terbaik dengan menghasilkan 219,50 biji setiap tongkol dan viabilitas benih 83,67%, dan 32,75% untuk kecepatan perkecambahan biji. Adapun perlakuan pemupukan boron sangat berbeda nyata pada berat serbuk sari dan viabilitas serbuk sari. Pupuk Boron dengan dosis 15 kg / ha (B2) menunjukkan hasil terbaik pada produksi serbuk sari dan viabilitas serbuk sari masing-masing 1,91 gram / tanaman dan 7,19%. Ada interaksi yang berbeda nyata antara rasio tanaman induk dan pupuk boron pada jumlah biji di setiap tongkol. Kombinasi rasio tanaman induk 1:5 dan pemupukan boron menunjukkan hasil terbaik pada jumlah rata-rata benih dengan 232,30 biji pada setiap tongkol.

References

Azrai, M. (2017). Penampilan Varietas Jagung Unggul Baru Bermutu Protein Tinggi di Jawa dan Bali. Buletin Plasma Nutfah, 10(2), 49. https://doi.org/10.21082/blpn.v10n2.2004.p49-55.

Chen, Y., Smagula, J. M., Litten, W., & Dunham, S. (1998). Effect of Boron and Calcium Foliar Sprays on Pollen Germination and Development, Fruit Set, Seed Development, and Berry Yield and Quality in Lowbush Blueberry (Vaccinium angustifolium Ait.). Journal of the American Society for Horticultural Science, 123(4), 524–531. https://doi.org/10.21273/JASHS.123.4.524

Dahl, A. O. (1965). Pollen Physiology and Fertilization. A symposium held at the University of Nijmegen, Netherlands, in August 1963. H. F. Linskens, Ed. North-Holland, Amsterdam,. Science, 147(3658), 602–602. https://doi.org/10.1126/science.147.3658.602

Danursyamsi, I. (2013). Pengaruh Jarak Tanam dan Dosis Pupuk NPK Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Benih Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt) (Skripsi). Universitas Jember.

Fariroh, I. (2012). Pengaruh Pengeringan, Media Pengujian, Waktu Panen dan Kondisi Ruang Simpan Terhadap Viabilitas Serbuk Sari Mentimun (Cucumis sativus L.) (Skripsi). Institut Pertanian Bogor.

Garg, O. K., Sharma, A. N., & Kona, G. R. S. S. (1979). Effect of Boron on The Pollen Vitality and Yield of Rice Plants (Oryza sativa L. var. Jaya). Plant and Soil, 52(4), 591–594. https://doi.org/10.1007/BF02277956

Heni, A., & Palupi, E. (2016). Pengelolaan Polen untuk Produksi Benih Melon Hibrida Sunrise Meta dan Orange Meta. Jurnal Hortikultura, 24(1), 32–41.

Hoekstra, F. A. (1983). Physiological evolution in Angiosperm pollen: Possible role of pollen vigour. In Pollen: Biology and Implications for Plant Breeding (pp. 35–41). Amsterdam: Elsevier Science Publishers.

Ismunadji, M., Partoharjono, S., Syam, M., & Widjono, A. (1988). Padi (1st ed.). Bogor: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Kelly, J. K., Rasch, A., & Kalisz, S. (2002). A Method to Estimate Pollen Viability From Pollen Size Variation. American Journal of Botany, 89(6), 1021–1023. https://doi.org/10.3732/ajb.89.6.1021

Knox, R. B. (1997). Pollen Biotechnology for Crop Production and Improvement. (K. R. Shivanna & V. K. Sawhney, Eds.). Cambridge, UK.: Cambridge University Press. https://doi.org/10.1017/CBO9780511525469

Kuruseng, M. A., & Arman, W. (2006). Respon Berbagai Varietas Tanaman Jagung Terhadap Waktu Perompesan Daun di Bawah Tongkol. Jurnal Agrisistem, 2(2).

Lordkaew, S., Dell, B., Jamjod, S., & Rerkasem, B. (2011). Boron Deficiency in Maize. Plant and Soil, 342(1–2), 207–220. https://doi.org/10.1007/s11104-010-0685-7

Mahdiannor, & Istiqomah, N. (2015). Pertumbuhan dan Hasil Dua Varietas Jagung Hibrida Sebagai Tanaman Sela Dibawah Tegakan Karet, 40(1), 46–53.

Mouradov, A., Cremer, F., & Coupland, G. (2002). Control of Flowering Time. The Plant Cell, 14(suppl 1), S111–S130. https://doi.org/10.1105/tpc. 001362

Mugnisjah, Setiawan W. Q. A., & Sania. (1994). Panduan Praktikum dan Penelitian Bidang Teknologi Benih. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Ningsih, R. (2015). Aplikasi Paclobutrazol dan Pemupukan NPK Terhadap Produksi dan Mutu Benih Padi (Oryza sativa L.) (Skripsi). Politeknik Negeri Jember.

Rahimi, Zuhry, Z., & Nurbaiti, E. (2011). Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Padi Sawah (Oryza sativa L.) Varietas Batang Piaman dengan Metode System of Rice Intensification (SRI) di Padang Marpoyan Pekanbaru. Jurnal. Fakultas Pertanian. Universitas Riau, 7–13.

Sadjad, S. (1993). Dari Benih Kepada Benih. Jakarta: Grasindo.

Saenong, S., & Rahmawati. (2010). Penentuan Komposisi Tanaman Induk Jantan dan Betina Terhadap Produktivitas dan Vigor Benih F1 Jagung Hibrida Bima-5. In Prosiding Pekan Serealia Nasional (pp. 74–85).

Safitri, A. D. (2014). Pengaruh Penyemprotan Boron Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Benih Padi (Skripsi). Universitas Lampung.

Sahilatua, D. J. (1992). Teknologi Benih (Fakultas Pertanian). Universitas Pattimura, Ambon.

Sharma, S. K. (1999). Effect of Boron and Calcium on Seed Production of Bell-Pepper (Capsicum annuum L.). Vegetable Science, 26(1), 87–88.

Sitompul, S. M., & Guritno, B. (1995). Analisis Pertumbuhan Tanaman. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sutopo, L. (2002). Teknologi Benih. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Warid. (2009). Korelasi Metode Pengecambahan In Vitro dengan Pewarnaan dalam Pengujian Viabilitas Polen. (Sripsi). Institut Pertanian Bogor.

Author Biographies

Indah Yuyun, Politeknik Negeri Jember

Rahmat Ali Syaban, Politeknik Negeri Jember

License

Copyright (c) 2017 Indah Yuyun, Rahmat Ali Syaban

Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

You are free to:

  • Share — copy and redistribute the material in any medium or format.
  • Adapt — remix, transform, and build upon the material for any purpose, even commercially.

Under the following terms:

  • Attribution — You must give appropriate credit, provide a link to the license, and indicate if changes were made. You may do so in any reasonable manner, but not in any way that suggests the licensor endorses you or your use.
  • ShareAlike — If you remix, transform, or build upon the material, you must distribute your contributions under the same license as the original.
  • No additional restrictions — You may not apply legal terms or technological measures that legally restrict others from doing anything the license permits.

Similar Articles

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.